Selasa, 14 Juni 2011

tips menghentikan rokok bagi ibu hamil


Bagi perempuan hamil merokok sangat rentan akan bahaya terhadap janin yang dikandungnya mengalami berbagai gangguan kesehatan seperti mengalami cacat janin, berat badan lahir rendah, bahkan gangguan jiwa. Rokok mengandung ribuan racun yang dapat mengancam keselamatan janin, karena itu ibu yang merokok saat hamil sama dengan meracuni janin dengan sengaja.

Saat hamil, kesehatan janin menjadi prioritas nomor satu. Gaya hidup Anda yang kurang sehat selama ini, termasuk kebiasaan merokok, harus Anda tinggalkan! Menghentikan kebiasaan merokok yang sudah menahun, memang tidak mudah. Namun, kiat-kiat berikut ini dapat membantu membuang jauh-jauh kebiasaan merokok, demi si jabang bayi.

1. Meminta orang-orang terdekat tidak merokok di sekitar Anda. Dengan meminimalkan atau menghilangkan pemicu di depan mata Anda, akan mempermudah Anda untuk menekan keinginan merokok. Anda dapat menjadikan kesehatan dan keselamatan janin sebagai alasan untuk meminta orang-orang tidak merokok di dekat Anda. Untuk memperoleh dukungan, Anda dapat bergabung dengan orang-orang yang telah berhasil menghentikan kebiasaan merokok. Pengalaman dan kiat mereka dapat Anda tiru dan terapkan

2. Hindari situasi dan kondisi yang memicu keinginan merokok. Bila selama ini Anda sering berkumpul di coffee shop bersama teman-teman untuk mengobrol sambil menikmati kepulan asap rokok, kini carilah tempat untuk berkumpul yang menerapkan larangan merokok. Misalnya, di bioskop. Atau, ke tempat belanja dan tempat rekreasi yang merupakan kawasan bebas asap rokok.

3. Sembunyikan semua pernak-pernik rokok. Jauhkan, simpan, dan sembunyikan semua hal maupun benda yang mengingatkan Anda pada rokok dari pandangan Anda. Misalnya, koleksi korek api, asbak, tempat rokok, cerutu, dan tentu saja rokok. Bila Anda bertekad untuk benar-benar berhenti merokok selama-lamanya, buang semua benda-benda pemicu keinginan Anda merokok tersebut. Begitu juga di berbagai tempat di sekeliling Anda termasuk tempat Anda beraktivitas sehari-hari, seperti di meja kantor serta di mobil.

4. Ganti kegiatan merokok dengan kegiatan lain. Carilah kegiatan-kegiatan rutin lain yang memperkecil kemungkinan dan kesempatan Anda untuk menikmati sebatang rokok sebagai “teman.” Saat Anda membaca koran di pagi hari, misalnya, nikmatilah sambil minum segelas jus jeruk segar. Setelah itu, lakukan olahraga ringan. Atau, ketika Anda harus mengantri di depan kasir, bawalah iPod untuk mengalihkan pikiran dan menghalau rasa bosan, serta kunyahlah permen pengganti rokok.

5. Gunakan nicotine patch. Anda dapat pula menggunakan nicotine patch yang berbentuk seperti stiker. Cukup ditempelkan pada permukaan kulit, biasanya pada lengan bagian dalam, selama 24 jam penuh. Terapi dengan menggunakan nicotine patch ini, rata-rata membutuhkan waktu sekitar 2-3 minggu. Nicotine patch ini mengandung nikotin yang “dilepaskan” ke dalam tubuh melalui kulit dan pembuluh darah untuk memenuhi “kebutuhan” tubuh. Namun, secara bertahap dikurangi, hingga akhirnya tubuh tidak lagi “menginginkan” nikotin.

6. Terapi akupuntur atau totok. Ada titik-titik saraf tertentu pada kepala dan dada yang berfungsi mengirimkan rangsang kepada otak sehingga tubuh “menginginkan” nikotin secara terus menerus (kecanduan). Dengan menekan titik-titik tersebut, keinginan tubuh terhadap nikotin menjadi hilang. Pada terapi akupunktur, titik-titik tersebut ditekan dengan jarum dan pada terapi totok dengan jari tangan. Terapi akupunktur biasanya dilakukan 2 kali dalam seminggu, sebanyak 5-6 kali.

7. Hipnoterapi. Dasar dari hipnoterapi adalah menghapus “program-program” negatif yang selama ini sudah tertanam di dalam pikiran Anda. Dalam hal ini adalah “program” pemicu keinginan Anda untuk merokok. Dengan hipnoterapi, “program” keinginan merokok dihapus dan diganti dengan “program” lain. Melalui hipnoterapi Anda akan dilatih untuk menggunakan kekuatan pikiran Anda sendiri untuk menolak keinginan merokok.

8. Terapi laser. Cara lain untuk menghentikan merokok adalah dengan terapi laser, menggunakan sinar infra merah yang diarahkan pada satu titik di telinga. Tujuannya, mematikan saraf pengirim rangsang terbesar untuk memicu keinginan tubuh memperoleh nikotin. Terapi yang pertama kali dilakukan untuk membantu para pecandu rokok oleh para ilmuwan dari Middlesex University, London, Inggris ini, biasanya dilakukan sebanyak 3-5 kali. Setiap kali terapi membutuhkan waktu penyinaran selama kurang-lebih 30 menit.

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites