Rabu, 15 Juni 2011

RIWAYAT DITEMUKANNYA MIKROBA


Mikrobiologi berasal dari kata Yunani : “mikros” = kecil atau renik, “bio” = hidup atau kehidupan, dan “logos” = ilmu atau pikiran.
Jadi Mikrobiologi berarti : ilmu pengetahuan tentang makhluk hidup yang kecil atau jasad – jasad renik. Istilah lain yang digunakan selain makhluk hidup yang kecil atau renik ialah : mikroorganisme, mikroba, asal kata: “mikros“= kecil, “ba” = bio = hidup). Protista (jasad atau organisme yang serendah – rendahnya, hanya terdiri dari 1 sel
(Kamus kedok. A. Ramali)

Jasad – jasad renik yang demikian kecilnya itu tidak dapat dilihat dengan mata kita sendiri. Kita baru dapat melihatnya setelah kita mempergunakan alat untuk memperbesar benda yang kita lihat. Alat tersebut kita kenal dengan nama mikroskop (mikro dari mikros dan skop = melihat, atau kita katakan alat untuk melihat jasad – jasad renik).

Riwayat Ditemukannya Mikroba dan Teori Kuman yang Menimbulkan Penyakit
Tahun 1675 Anthony Van Leewenhoek, seorang pedagang kain dari Delft, berusaha mengembangkan alat kaca pembesar yang kemudian dikenal sebagai mikroskop. Waktu itu secara tidak disengaja ia melihat jasad renik dalam air, berbentuk bulat dan bergerak – gerak yang disebut: rod shaped atau spherical organisme.

Jasad – jasad renik tersebut seribu kali lebih kecil dari tungau. Kemudian dia mencoba memeriksa kotoran dari giginya, juga ditemukan jasad – jasad renik. Dia tidak meragukan lagi bahwa mikroba yang berhasil dilihatnya dengan menggunakan alat pembesar tersebut adalah bakteri.

Kemudian ditemukan peristiwa kimiawi yang berasal dan fermentasi cairan gula yang dikenal dengan peragian. Pertengahan abad ke-19 diketahui bahwa peristiwa peragian ini, secara mikroskopis adalah termasuk peristiwa yang disebabkan oleh tumbuh – tumbuhan atau jamur. Namun penemuan ini secara umum tidak dapat diterima karena tidak ada pembuktiannya.

Kemudian Louis Pasteur, seorang ahli kimia bangsa Perancis membuktikan pada tahun 1854 bahwa fermentasi gula dan zat – zat lain yang menghasilkan alkohol, CO2, gas dan asam organik adalah sebagai hasil suatu proses peragian dan bakteri.

Pasteur kemudian mengatakan bahwa kerusakan pada anggur dan bir adalah akibat adanya kontaminasi dengan semacam jamur – jamur yang dapat merusak anggur dan bir tersebut. Dari peristiwa penyakit anggur kemudian melahirkan pertanyaan : Jika mikroba dapat merusak anggur, apakah mikroba juga dapat menyebabkan sakit pada manusia?. Suatu penyakit epidemi ulat sutra terjadi di Perancis yakni pada industri ulat sutra. Pasteur pada waktu itu berusaha menemukan penyebabnya dan ternyata penyebabnya adalah mikroba (parasit protozoa).

Dia mengatakan bahwa penyakit tersebut dapat dihilangkan dengan mencegah dan melakukan tindakan pada pekerjaan (lingkungan dan para pekerjanya). Selanjutnya Pasteur dapat pula membuktikan penularan penyakit dengan perantaraan binatang kepada manusia. Sejak itulah orang baru menyadari bahwa salah satu penyebab penyakit adalah kuman – kuman, yang kemudian dikenal dengan timbulnya teori mengenai penyakit yaitu : Germ Theory of Disease.

Sarjana lain yang dikenal berjasa dalam membuktikan penyebab penyakit yang disebabkan kuman – kuman ialah Robert Koch. Dia adalah orang Jerman yang pada tahun 1876 membuktikan dan menemukan penyakit anthrax yang disebabkan oleh Bacillus anthracis, dapat menimbulkan sakit pada binatang dan juga manusia.

Demikian pula Robert Koch menemukan pula terjadinya keracunan darah (septicaemia) karena adanya serangan bakteri terhadap tubuh manusia. Banyak metode teknis yang pada saat ini dilakukan merupakan hasil penemuan dari sarjana tersebut.

Tidak berapa lama setelah Pasteur mendapat fermentasi gula, Joseph Lister dari Edinburg menemukan pula penyebab infeksi pada luka yang disebabkan oleh jasad – jasad renik. Selain dari itu Lister juga berhasil menemukan cara operasi sepsis, mencegah timbulnya infeksi pada luka operasi. Dalam pembedahan modern kemudian dikenal dengan Lister’s Antiseptic atau Germ Destroying method.

Pustaka
Dasar - dasar Mikrobiologi dan Parasitologi untuk Perawat, Oleh Syamsunir Adam, EGC.

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites