Jumat, 17 Juni 2011

GEJALA-GEJALA MENOPAUSE


Apa itu menopause? Menopause adalah istilah kedokteran yang menyatakan saat di mana seorang wanita mengalami berhentinya haid, yaitu tidak mendapat haid lagi dalam 12 bulan berturut – turut.

Menopause merupakan proses alamiah yang dialami setiap wanita yang berusia sekitar 48 – 54 tahun. Sayangnya, banyak wanita yang tidak mempersiapkan diri untuk menghadapi masa menopause ini.

Gadis remaja berusia antara 12 – 16 tahun mulai mendapat haid setiap bulan secara teratur. Siklus haid ini berlangsung sekitar 35 tahun. Kemudian ia akan mengalami perubahan siklus haid. Masa peralihan ini dapat berlangsung beberapa tahun. Ada yang terasa ringan, ada yang sangat mengganggu.

Haid menjadi tidak teratur dan jadi lebih jarang dengan pendarahan yang sedikit sekali. Tetapi yang lain dapat mengalami haid dengan jumlah darah yang banyak dengan jangka waktu beberapa bulan, sampai akhirnya betul – betul berhenti mendapat haid. Gangguan haid ini adalah akibat penurunan kadar hormon estrogen.

Menjelang masa menopause ini, fungsi indung telur mulai terganggu, sampai akhirnya tidak terjadi lagi ovulasi (pelepasan sel telur). Akibatnya, kadar estrogen jadi sangat berkurang. Menurunnya kadar hormon estrogen merupakan penyebab utama atau biang keladi munculnya gejala – gejala yang terjadi pada teman wanita tadi.

Perubahan fisik karena pengaruh berkurangnya hormon estrogen ini terlihat pada organ wanita. Payudara mengendur, tidak padat dan kencang lagi. Rahim mengecil dan mengerut, dinding vagina (liang senggama) menipis, agak kering, dan kelenturannya berkurang.

Kadang – kadang ada gangguan pada saat terjadinya hubungan seksual karena gairah seks (libido) menurun dan rasa nyeri pada saat bersenggama. Akibatnya, jadi “malas” melakukan hubungan intim.

Biasanya para wanita tidak ingin membicarakan hal yang paling “pribadi” dalam kehidupan mereka, padahal hal ini dapat menimbulkan persoalan di kemudian hari.

Gejala lain yang menonjol ialah hot flushes, yaitu rasa panas atau gelombang panas yang terasa seperti semburan panas. Mulai dari daerah dada, lalu naik ke bagian leher, muka dan kulit kepala. Kulit menjadi merah dan banyak keluar keringat. Bahkan ada wanita yang perlu mengganti pakaiannya, meskipun hal ini hanya berlangsung sekitar 1-5 menit.

Hal ini dapat terjadi beberapa kali dalam sehari. Memang tidak membahayakan, tetapi cukup menguras tenaga, membuat badan lemas, dan tentu saja mengganggu kenyamanan. Tidur jadi terganggu jika hal itu terjadi tengah malam. Bersyukurlah jika hal tersebut tidak terasa, sehingga tidak mengganggu kegiatan dan kualitas hidup.

Ada juga wanita yang terganggu dengan rasa sakit kepala sebelah (migraine), rasa pusing, jantung berdebar, tidur terganggu, jika terbangun malam hari biasanya sulit tidur lagi. Berat badan jadi gampang naik, badan menjadi gemuk dan terjadi penumpukan lemak di daerah bokong dan perut.

Banyak wanita yang mengalami osteoporosis (tulang keropos) sekitar sepuluh tahun setelah menopause. Pada sebagian wanita, juga terjadi gangguan psikologis. Mudah tersinggung, cepat marah, suasana hati gampang berubah – ubah, merasa tertekan, murung, sedih, kecewa, merasa tidak berguna, mudah panik, mudah lupa, konsentrasi buruk, dan emosi tidak stabil.

Sebagian kecil wanita dapat mengalami depresi ringan pada masa perubahan hormonal ini. Ada yang mendadak terbangun pada pukul 2.00 atau 3.00 menjelang subuh dengan rasa takut, sedih yang tidak jelas sebabnya, rasa sunyi, ingin menangis, dan lain – lain.

Bukan berarti wanita ini menderita sakit jiwa, tetapi memang gangguan penurunan kadar hormon ini mempengaruhi keadaan psikologis wanita menjelang menopause.

Biasanya gejala – gejala ini tidak begitu dirasakan oleh wanita yang sibuk dengan berbagai pekerjaan atau kegiatan – kegiatan yang menyita waktu mereka. Dibutuhkan dukungan moral dari anggota keluarga yang lain, agar wanita itu mampu mengatasi perubahan psikis ini.

Jika gejala – gejala ini sangat mengganggu, tentu harus dikonsultasikan ke dokter ahli penyakit kandungan (ginekolog) sehingga ia dapat memberikan pengobatan untuk membantu meringankan gejala – gejala yang dialami wanita tersebut. Misalnya dengan memberikan obat pengganti hormon (terapi sulih hormon).

Hal ini perlu dipertimbangkan baik – baik antara manfaat dan risikonya. Sebab efek samping jangka panjang pemakaian hormon pengganti ini diduga antara lain menimbulkan kanker rahim, kanker payudara, dan lain – lain.

Masih banyak pendapat yang bertentangan dalam pemberian sulih hormon ini. Memang bermanfaat untuk mengurangi gejala – gejala yang tidak diinginkan akibat menopause, dapat mencegah osteoporosis, mengurangi risiko penyakitjantung, dan lain – lain; tetapi ada efek sampingnya.

Pustaka
Memahami krisis lanjut usia, Hanna Santoso dan Andar Ismail, PT BPK.

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites