Jumat, 17 Juni 2011

KARBOHIDRAT


Karbohidrat adalah senyawa kimia yang mengandung unsur C, H, dan 0 dan umum dipakai untuk menyatakan kelompok gula, balk gula sederhana ataupun gula yang lebih kompleks. Sama seperti bahan organik, karbohidrat ada yang basah dan ada yang kering.

Karbohidrat adalah sumber gula dalam diet kita—sumber utama energi kita. Zat tambahan yang ada bersama karbohidrat menentukan dampak gula-gula tersebut pada metabolisme. Jika karbohidrat ini sendirian, seperti yang ada pada soda, is bisa sangat merusak metabolisme. Jika ditemukan pada makanan yang tepat, seperti pada polong-polongan, bersama-sama serat, vitamin, mineral, dan phytonutrisi yang selalu ditemukan dalam makanan murni yang belum diproses, karbohidrat memiliki dampak yang sangat menguntungkan dan membantu kita menurunkan berat badan dan mempertahankan keadaan ini selamanya. Gula yang ada pada makanan tanpa zat-zat lain berbahaya karena gula memasuki aliran darah dengan cepat. yang bisa menyebabkan semburan berbahaya molekul-molekul penyebab rasa lapar dan penambahan berat badan, sementara gula yang ditemani zat-zat yang balk memasuki aliran darah dengan lebih lambat, dan ini menstabilkan metabolisme.

Mad kita kaji apa yang terjadi ketika kita mengonsumsi gula dalam bentuk apa saja dari karbohidrat, baik dari tepung terigu maupun blueberi liar yang kaya phytonutrisi. Ketika kita mengonsumsi gula dari jenis apa saja, pankreas memproduksi hormon metabolisme utama yang disebut insulin. Iligas insulin adalah membantu gula memasuki sel. Begitu sudah berada di dalam sel, gula bisa diubah menjadi energi oleh mitokondria (pabrik pembakar energi dalam sel). Jadi, insulin didesain untuk membantu kita menggunakan gula yang kita makan, atau jika jumlah yang kita konsumsi lebih dari kebutuhan, menyimpannya untuk digunakan kemudian.

Dalam performa puncak, perpaduan antara tingkat insulin dan gula dalam darah menghasilkan mesin yang tersetel dengan baik. Anda mengonsumsi gula dalam jumlah tertentu, dan tubuh memproduksi cukup insulin untuk mencernanya. Ketika kemudian Anda makan lagi sedikit gula, hal yang sama terjadi lagi. Ini adalah sebuah siklus yang harmonis dan halus yang terjadi setiap hari pada tubuh yang sehat tanpa kita sadari sama sekali.

Namun, masalah bisa muncul ketika ada terlalu banyak gula dalam makanan. Ketika kita secara reguler mengonsumsi banyak gula, khususnya gula yang mudah diserap, tingkat insulin dalam darah menjulang tinggi. Lambat laun, tubuh akan menolak dampak insulin dan akibatnya kita membutuhkan lebih banyak insulin untuk melakukan pekerjaan yang sama. Penolakan tubub terhadap insulin ini memiliki implikasi kesehatan yang sangat serius selain dampak langsung pada selera makan.

Penolakan tubuh terhadap insulin bisa disamakan dengan kecanduan obat. Ketika kecanduan obat, kita membangun suatu toleransi terhadapnya dan karenanya membutuhkan lebih banyak obat yang sama untuk menghasilkan efek yang sama. Ketika tingkat insulin dalam darah kita tinggi, kita membangun toleransi terhadapnya. Sebagai akibatnya, jaringan tubuh tidak lagi merespons hormon dengan normal. Karenanya, pankreas memproduksi lebih banyak insulin, hingga tingkat insulin dalam tubuh makin meroket dalam upaya mengalahkan penolakan ini.

Hal ini berubah menjadi siklus mengerikan dengan sangat cepat. Ketika insulin dalam darah menjadi lebih banyak dibandingkan gula, tubuh memerintahkan agar kita mengonsumsi lebih banyak gula untuk menyeimbangkan ketimpangan. Namun, setiap kali kita mengonsumsi gula tingkat insulin kita pun naik lebih tinggi, yang menyebabkan kita ingin lebih banyak gula dan begitulah, siklus ini berulang terus. Pada saat yang sama, kita menyimpan seluruh kelebihan gula ini dalam bentuk lemak, yang memperlambat metabolisme dan menyebabkan penyakit jantung, pikun, dan kanker.

ini adalah kondisi yang dikenal dengan nama pradiabetes. juga, disebut sindroma metabolik, resistensi insulin, dan sindroma X. Semua nama itu untuk satu hal yang sama. Pada Bab 9, Anda akan mempelajari lebih banyak tentang kondisi ini dan dampak langsungnya pada kemampuan Anda untuk menurunkan berat badan.
Untuk saat ini, Anda harus tahu bahwa jenis karbohidrat yang Anda konsumsi memiliki dampak langsung pada seberapa cepat dan hingga sejauh mana Anda menderita resistensi insulin.

Karbohidrat tertentu berubah menjadi gula dengan kecepatan tertentu dalam tubuh. Ketika tubuh dibanjiri gula, tingkat insulin meroket tajam. Ini buruk sekali. Anda seakan ditarik menuju resistensi insulin dengan cepat sekali.

Namun, karbohidrat-karbohidrat tertentu dibakar dengan lebih lam- bat. Butuh waktu lebih lama bagi karbohidrat jenis ini untuk berubah menjadi gula di dalam tubuh: oleh karenanya, tingkat insulin tetap konsisten dari waktu ke waktu. Ini adalah cara makan yang jauh lebih se- hat, dan metabolisme Anda bisa berfungsi optimal.

Jadi, pertanyaan yang ingin Anda jawab sekarang ini sederhana saja: Karbohidrat mana yang harus saya konsumsi, dan mana yang harus saya jauhi? Masalahnya, jawaban atas pertanyaan tersebut tidak sesederhana itu. Lagi pula, pilihannya tidak sesederhana duduk pada malam hari, lalu memilih mau makan sepiring roti atau segunung brokoli untuk makan malam. Ada karbohidrat yang harus dijauhi dan yang harus dimasukkan dalam diet—konsep yang akan kita bahas nanti di bab ini. Namun, kunci untuk menyeimbangkan makanan agar terhindar dari masalah insulin berkisar di seputar satu konsep baru: kadar glikemik makanan.

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites