Jumat, 17 Juni 2011

MANOPOUSE


Menopause akibat operasi dapat terjadi saat dilakukan bilateral oophorectomy (pengangkatan kedua ovarium/inclung telur sebelum menopause alami). Menopause akibat operasi dapat juga bermula dari kegagalan fungsi ovarium setelah operasi pengangkatan rahim atau terapi kanker (melalui kemoterapi atau radiasi).

Pengangkatan ovarium sering dilakukan bersamaan dengan pengangkatan rahim. Akan tetapi juga bisa lewat prosedur terpisah, misalnya ketika ditemukan kanker ovarium. Dalam hal ini, saya menggunakan istilah “gejala menopause” ketimbang “tanda” atau “perubahan”, karena menopause jenis ini terjadi dari campur tangan medis, bukan kejadian alami.

Gejala Akibat Pengangkatan Ovarium
Jika ovarium Anda diangkat setelah menopause, Anda tidak akan mengalami “menopause akibat operasi”. Anda tidak akan merasakan perubahan hormonal dalam tubuh Anda, meski Anda mungkin mengalami beberapa masalah struktural.

Jika ovarium Anda diangkat sebelum masa menopause alami Anda, maka setelah operasi Anda akan bangun dan tiba – tiba mendapati diri Anda telah berada di tahap pascamenopause. Sekali ovarium diangkat, saat itu juga tubuh berhenti memproduksi estrogen dan progesteron. Kadar FSH Anda akan meroket karena berupaya melakukan kontak dengan ovarium yang sudah tidak ada.

Berbeda dengan mereka yang mengalami menopause alami, kadar estrogen wanita yang telah menjalani operasi pengangkatan ovarium juga akan turun dengan cepat.

lni terjadi dengan begitu tiba – tiba. Kemarin, Anda masih mengalami siklus menstruasi normal, tetapi keesokan harinya Anda tidak mengalaminya sama sekali. Maka dapat dimengerti jika hal ini mungkin mengakibatkan Anda mengalami depresi.

Selain itu, Anda juga akan lebih merasakan gejala – gejala fisik akibat hilangnya estrogen dibandingkan yang mengalami menopause secara alami. Bisa berarti vagina Anda akan menjadi sangat kering, semburan
semburan panas akan terasa seperti serangan gelombang panas yang begitu tiba – tiba dan amat kuat sehingga sangat mengganggu sistem tubuh Anda.

Dan tentu saja, menstruasi Anda akan berhenti sama sekali, bukan perlahan – lahan secara alami. Menstruasi Anda sebelum operasi akan menjadi menstruasi terakhir. Anda tidak akan mengalami pra- atau perimenopause, melainkan hanya pascamenopause. Ini juga berarti setelah operasi Anda perlu sesegera mungkin memulai Terapi Sulih Estrogen (TSE), guna mencegah gejala – gejala menopause mendadak ini.

Jika Anda tidak lagi memiliki rahim, Anda akan diberi terapi estrogen saja, atau disebut unopposed estrogen. Akan tetapi jika Anda masih memiliki rahim, Anda akan diberi terapi sulih hormon estrogen dan progesteron (TSH.).

Alasan – alasannya akan dijelaskan pada bagian TSH/ TSE. Gejala – gejala menopause jangka pendek apa pun akan teratasi dengan TSH / TSE. Sebelum meresepkan TSH / TSE, dokter akan melakukan smear vagina dan tes darah untuk mendeteksi kadar FSH, yang akan dijadikan dasar perhitungan kebutuhan estrogen Anda.

Dosis pada tiap wanita bervariasi. Jadi, jangan membandingkan dengan teman-teman Anda dan bertanya, “Kok dosis si A hanya X, sementara dosisku Y?”. TSE dan TSH akan dibicarakan nanti di bab ini.

Jika Hanya Satu Ovarium yang Diangkat
Jika aliran darah menuju ovarium tidak rusak saat operasi, seharusnva Anda masih tetap dapat memproduksi estrogen yang cukup untuk tubuh Anda. Jika Anda mulai mengalami kegagalan fungsi ovarium, gejala – gejalanya tergantung pada seberapa cepat ovarium Anda gagal berfungsi.

Gejala yang Anda alami bisa mirip dengan menopause alami, atau secara mendadak seperti pada menopause karena operasi.

Kegagalan Fungsi Ovarium Akibat Terapi Kanker
Kemoterapi dan penyinaran radiasi pada daerah pinggul dapat mengakibatkan ovarium mengalami menopause. Seperti telah dibicarakan sebelumnya, Anda bisa mengalami proses menopause yang bertahap, atau bisa juga secara mendadak.

lni tergantung pada jenis terapi yang Anda terima dan seberapa cepat ovarium gagal berfungsi. Sebelum menjalani pengobatan kanker, bicarakanlah dahulu jika perawatan tersebut akan dapat memengaruhi ovarium Anda dan kemungkinan gejala menopause yang akan Anda alami.

Pustaka
Pedoman Untuk Wanita, Revolusi Terapi Hormon, Oleh M. Sara Rosenthal, Ph. D, B First.

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites