Rabu, 15 Juni 2011

HEWAN PENYEBAB MALARIA


Housefly (Lalat Rumah)
Lalat rumah, Musca domestica, hidup di sekitar tempat kediaman manusia di seluruh dunia. Keseluruhan lingkaran hidupnya berlangsung antara 10 sampai 14 hari, dan lalat dewasa dapat hidup selama kira – kira satu bulan. Larva lalat ini terkadang menyebabkan myasis usus, saluran kencing, dan saluran kelamin.

Lalat merupakan vektor mekanis bakteri patogen, protozoa, dan telur serta larva cacing. Luasnya penularan penyakit yang disebabkan oleh lalat di alam sulit ditentukan. Lalat rumah dipandang sebagai vektor penyakit tifus abdominalis, salmonellosis, kolera, disentri basiler dan amuba, tuberkulosis, penyakit sampar, tularemia, anthraks, frambusia, konjungtivitis, demam undulans, tripanosomiasis, dan penyakit spirokaeta.

Sandfly (Lalat Pasir)
Lalat pasir merupakan vektor penyakit leishmaniasis, demam papataci, dan bartonellosis. Leishmania donovani, penyebab penyakit Kalaazar; L. tropica, penyebab oriental sore; dan L. braziliensis, penyebab leishmaniasis Amerika, ketiganya ditularkan oleh lalat Phlebotomus. Demam papataci atau demam phlebotomus, penyakit yang disebabkan oleh virus dan banyak ditemukan di daerah Mediterania dan Asia Selatan, terutama ditularkan oleh P. papatsii, yang menjadi infektif setelah virus bermultiplikasi selama 7 – 10 hari di dalam tubuhnya.

Penyakit bartonellosis muncul di Amerika Selatan bagian barat laut sebagai demam akut penyakit Carrion dan dalam bentuk kronisnya sebagai granulema verrucosa. Basil penyebab bartonellosis adalah Bartonella bacilli-formis yang ditularkan oleh lalat pasir yang hidup di daerah pegunungan Andes.

Tsetse Flies (Lalat Tsetse)
Lalat Tsetse merupakan vektor penting penyakit tripanosomiasis pada manusia dan hewan peliharaan. Paling sedikit terdapat tujuh spesies dari lalat ini yang menjadi vektor infeksi trypanosoma pada hewan peliharaan. Vektor untuk Ttypanosoma rhodesiense (penyebab trypanosomiasis) adalah lalat Glossina morsitans, G. swynnertoni, dan G. pallidipes.

Sementara itu, vektor utama untuk penyakit tidur (sleeping sickness) di Gambia adalah lalat spesies G. palpalis fuscipes dan, pada daerah-daerah tertentu, G. tachhinoides.

Blackflies (Lalat Hitam)
Blackfly (lalat hitam) yang menjadi vektor penyakit onkosersiasis di Afrika berasal dari spesies Simulium damnosum dan S. neavei, sedangkan di Amerika adalah S. metallicunz, S. ochraceum, dan S. callidum. Spesies lain mungkin bukan vektor yang penting walau dapat menularkan onkosersiasis pada ternak dan penyakit protozoa pada burung.

Head Lice, Body Lice, dan Crab Lice (Tuma Kepala, Tuma Badan, dan Tuma Kemaluan)
Tuma badan (body lice) merupakan vektor tifus epidemik dan epidemik relapsing fever di Eropa dan Amerika Latin. Tuma tipe ini akan terinfeksi

Rickettsia prowazeki, jika mengisap darah penderita yang mengandung organisme ini. Rickettsia tersebut kemudian berkembang biak dalam epitel lambung tengah tuma dan dikeluarkan bersama tinja. Tuna tetap infektif selama hidupnya. Infeksi pada manusia biasanya terjadi karena adanya kontaminasi tinja atau badan tuma yang terkoyak pada luka gigitan, kulit yang lecet, atau lapisan mukosa.

Jika tuma terinfeksi spirokaeta spesies Borrelia recurrentis yang merupakan penyebab epidemik relapsing fever di Eropa spirokaeta akan berkembang biak di seluruh tubuh tuma yang menjadikan tuma tetap infektif selama hidup nya.

Demam parit, suatu penyakit yang disebabkan oleh Rickettsia dan juga ditularkan oleh tuma walau tidak berakibat fatal, pernah berjangkit sebagai penyakit epidemik selama Perang Dunia I dan kemudian menjadi endemik di Eropa dan Meksiko.

Fleas (Pinjal)
Pinjal (flea) hanya penting dalam dunia kedokteran jika berhubungan dengan penularan penyakit sampar dan tifus endemik. Pinjal dapat juga bertindak sebagai hospes perantara parasit.

Penyakit Sampar
Penyakit sampar ditularkan oleh pinjal tikus dari spesies Xenopsylla cheopis merupakan vektor yang paling penting, Pinjal ini mudah menularkan penyakit dan tetap infektif untuk waktu yang lama dan tersebar luas.

Spesies lain penting hanya untuk suatu daerah tertentu di berbagai bagian dunia. Pinjal spesies Pulex irritans pernah dilaporkan menularkan penyakit sampar dari penderita yang meninggal akibat penyakit ini dan merupakan vektor sampar yang penting di daerah Andes, Chili. Penyakit sampar huran (sylvatic plague) di Asia, Afrika, dan Amerika Utara disebarkan oleh pinjal dari hewan pengerat liar.

Tifus Endemik
Penyebab tifus endemik (murine typhus) adalah Rickettsia prowuzeki var typhi. Organisme ini ditularkan dari tikus ke tikus lain dan dari tikus ke manusia oleh pinjal spesies Xenopsylla cheopis dan Nosopsyllus fasciatus. Satu kali mengisap darah penderita penyakit ini dapat menyebabkan pinjal infektif selama hidupnya.

Rickettsia prowuzeki var typhi dikeluarkan bersama tinja. Infeksi dapat terjadi karena luka gigitan atau kulit lecet yang terkontaminasi oleh tinja infektif atau badan pinjal yang terkoyak.

Berbagai Macam Penyakit
Pinjal juga dapat bertindak sebagai vektor mekanis berbagai penyakit yang disebabkan oleh bakteri atau virus, khususnya karena kontaminasi dengan tinjanya. Pinjal Ctenocephalides can is, Ctenocephalides fells, dan P. irritans merupakan hospes perantara untuk cacing pita pada anjing, sedangkan Dipylidium caninum bersama Nosopsyllus fasciatus, Xenopsylla cheopis, dan Leptopsylla segnis merupakan hospes perantara untuk cacing pita pada tikus. Kedua cacing pita tersebut merupakan parasit insidental pada manusia.

Reduvild Bugs (Kissing Bugs)
Berbagai spesies reduviid merupakan vektor yang penting untuk nypanosoma cruzi (organisme penyebab penyakit Chagas) dan untuk T. Rangeli yang ternyata tidak patogen bagi manusia. Kebanyakan reduviid mampu menularkan penyakit, tetapi hanya beberapa spesies saja yang merupakan vektor yang efektif.

Vektor yang paling penting adalah Triatoma infestans,Panstrongyhis megislus, dan Rhodnius prolixus.

Ticks (Sengkenit)
Sengkenit telah dikenal sebagai vektor penyakit sejak tahun 1893, ketika Smith dan Kilbourne menemukan spesies Boophilus annulatus sebagai vektor penular demam Texas pada lembu. Beberapa spesies sengkenit tidak saja dapat menularkan penyakit saat dalam sengkenit menjalani stadium metamorfosisnya, tetapi juga melalui ,telur, kepada generasi sengkenit berikutnya.

Penularan penyakit ini pada binatang – binatang peliharaan akan menyebabkan kerugian keuangan yang besar.Sengkenit dapat menjadi vektor berbagai macam penyakit pada manusia, misalnya saja penyakit Rickettsia, penyakit virus, dan penyakit bakteri, serta penyakit spirokaeta.

Penyakit Rickettsia
Contoh – contoh penyakit Rickettsia, antara lain:
1. American spotted fever
Agens penyakit: Rickettsia Ricketts*
Vektor untuk penyakit ini, antara lain sengkenit dari genus Amblyomma (A. americanum, A. cajennense, A. striatum, A. ovale, dan A. brasiliensis); genus Dermacentor (D. andersoni, D. occidentalis, D. variabilis); Ixodes dentatus; genus Ornithodoros (0. hermsi, 0. niccollei, 0. parkeri, 0. rudis, 0. turicata); dan Rhipicephalus sanguineus.

2. Boutonneuse fever
Agens penyakit: Rickettsia •onorii.
Vektor penyakit ini, antara lain Amblyomma hebraeum dan Rhipicephalus sanguineus.

3. African tick fever
Agens penyakit: Rickettsia conorri.
Sengkenit yang menjadi vektor penyakit ini, antara lain Amblyomma hebraeum, Haempohysalis leachi, Hyaloma aegyptiunz, dan Rhipicephalus (sanguineus, appendiculatus).

4. F Russian typhus
Agens penyakit: R. burnetti
Vektor penyakit ini adalah Dermacentor nuttalli.

Pustaka
Pengantar Kesehatan Lingkungan, Oleh Dr. Budaiman Chandra, EGC.

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites