Perubahan perilaku seksual remaja yang menjurus ke arah bebas, menimbulkan risiko yang harus diperhitungkan:
a. Kehamilan remaja yang tidak diinginkan.
b. Penyakit hubungan seksual dengan akibat : Penyakit radang panggul.
c. Infertilitas.
d. Kehamilan ektopik meningkat.
Remaja dengan kehamilan yang tidak diinginkan menghadapi masalah:
• Aib karena hamil tanpa nikah.
• Berdosa kalau menggugurkan.
• Berpacu dengan waktu karena hamil makin besar.
Tambahan tertekannya remaja dengan hamil yang tidak diinginkan:
• Takut menyampaikan kepada orang tua.
• Tersisih dari keluarga karena hamil.
• Dianggap amoral dalam pergaulan.
• Melanggar norma masyarakat dan agama.
• Mungkin tidak diakui atau ditinggalkan pacar.
Remaja yang seolah – olah tersisih ini cenderung menjadi agresif dengan perilaku:
a. Cepat tersinggung dan marsh.
b. Menyendiri merenungkan nasib/perbuatannya.
c. Mencari informasi untuk dapat menyelesaikan masalahnya dari: Teman – teman, Guru atau terpaksa pada keluarga.
Kehamilan remaja dengan usia sekitar 20 tahun mempunyai risiko:
a. Sering terdapat anemia.
b. Gangguan tumbuh kembang janin.
c. Keguguran, prematuritas, atau BBLR.
d. Gangguan persalinan sehingga perlu tindakan operasi persalinan.
e. Peningkatan pre – eklampsia – eklampsia.
f. Perdarahan antepartum.
g. Pascapartus:Subinvolusi uteri, Infeksi puerperalis, Pembentukan – pengeluaran ASI kurang.
h. Bayi mungkin dengan IQ rendah.
Upaya memecahkan masalah kehamilan remaja yang tidak diinginkan, dapat dikemukakan sebagai berikut :
a. Kawin dengan risiko:
Memerlukan ANC yang intensif. Karier pendidikan/kerja terputus.
• Perekonomian tidak normal.
• Terjadi perceraian karena psikologis belum mantap.
• Jaminan bayi – anak tidak normal.
• Mungkin diserahkan ke panti asuhan.
• Diserahkan kepada orang lain.
b. Menggugurkan :
Risiko paling rendah dari sudut:
• Biayanya ringan dibandingkan memelihara bayi.
• Menghilangkan aib hamil.
• Karier pendidikan / kerja berlangsung. Masih dapat mengembangkan diri untuk meniti masa depan lebih baik.
Menggugurkan kandungan diikuti UU Kesehatan No. 231/1992. Menggugurkan ditangan yang tidak legeartis dengan risiko:
• Trias komplikasi: perdarahan, infeksi, dan trauma alat reproduksi.
• Infertilitas.
• Kehamilan ektopik meningkat.
Untuk mengatasi masalah tersebut kepada remaja dianjurkan:
a. Mempergunakan perlindungan dengan metode KB.
Kondom menghindari hamil dan penyakit hubungan seks.
b. Meningkatkan aktivitas yang bermanfaat.
c. Meningkatkan hubungan kekeluargaan.
d. Mencari pergroup yang kreatif.
Pustaka
Kapita selekta penatalaksanaan rutin obstetri, ginekologi, dan KB, Oleh Ida Bagus Gde Manuaba, EGC.
0 komentar:
Posting Komentar