Baik di Indonesia maupun di negara lain, belum ada standar baku persalinan di dalam air. Saat ini, standar baku baru digodok oleh The Royal College of Midwives dan The Royal College of Obstetricians. Keduanya lernbaga pendidikan bidan dan ginekolog di Inggris.
Karena belum ada standar baku, tiap rumah sakit yang menyediakan jasa persalinan di dalam air memiliki tata cara sendiri berdasarkan data dan literatur yang Mereka miliki. Seberapa ketat atau longgar tata cara tersebut tergantung dari pengalaman dan tingkat percaya diri pihak rumah sakit melaksanakan layanan ini.
Persalinan di dalam air dibedakan menjadil dua. Pertama, kolam air digunakan sepanjang persalinan. Untuk itu, syarat yang harus dipenuhi ibu sebagai berikut :
• Ibu hanya melahirkan satu bayi.
• Usla kehamilan tidak kurang dari 37 minggu atau bukan persalinan prematur.
• Persalinan normal dan spontan, tanpa induksi.
• Tekanan darah ibu normal.
• Bayi sehat dan normal berdlasarkan pemeriksaan USG.
Kedua, jika ibu akan melahirkan bayi kembar, posisi bayi sungsang, memiliki riwayat persalinan sulit, atau memiliki riwayat persalinan caesarian, kolam air banya digunakan untuk mengatasi rasa sakit selama persalinan tahap pertama. Namun, ibu tetap mengeluarkan bayi di darat.
Temperatur air di dalam kolam 35 – 37,5°C. Dengan demlkian, air tidak terlalu panas dan tidak membahayakan. Petugas medis akan mengecek suhu air secara berkala. Jika ibu meminjam kolam persalinan dari luar rumah sakit, pastikan perusahaan yang meminjamkan menyertakan termometer air.
Meskipun berendam di dalam air, ibu tetap akan mengeluarkan energi dan keringat. Oler karena Itu, minumlah air secara teratur. Setiap saat ibu keluar dari air, bungkus tubuh ibu dengan handuk besar yang hangat untuk menjaga suhu tubuh tetap hangat.
Dengan bersalin air, bukan berarti bayi tidak dimonitor. Bayi tetap dimonitor menggunakan alat waterproof atau tahan air misalnya waterproof sonicaid atau aqua doppler untuk memantau detak jantung bayi setiap setengah higga satu jam pada persalinan tahap pertama dan sernakin sering pada persalinan tahap berikutnya.
Mungkin petugas medis meminta ibu menaikkan kandungan ke permukaan air saat memasang sonicaid. Jika ditemukan masalah pada bayi, mungkin petugas meminta ibu keluar kolam. Biasanya, di dekat kolam tersedia ranjang pemeriksaan. Jika ternyata bayi tidak bermasalah, ibu dapat kembali ke kolam.
Ibu juga mendapat pemeriksaan berkala. Petugas medis mengecek kemajuan persalinan dengan jalan mengamati, memeriksa warna kulit, berbicara dengan ibu dan merhat kondisi ibu umumnya.
Petugas medis juga mengecek tekanan darah dan subu tubuh. Pemeriksaan dalam dilakukan jika perlu. Saat tiba waktu mengejan, secara prinsip prosesnya sama dengan darat, dibimbing untuk mengejan. Saat bayi keluar air mendorongnya dengan lembut muncul ke permukaan dalam hitungan detik sehingga dapat diraih tangan ibu.
Pustaka
Persalinan Normal Tanpa Rassa Sakit, Oleh Sonny Danuatmaja dan Mila Meiliasari, Puspa Sehat.
0 komentar:
Posting Komentar