Morfologis dan Siklus Hidup
Cacing jantan, gemuk, berukuran 10-15 x 0,8-1 mm. Ditutupi integumen tuberkulasi kecil, memiliki 2 batil isap berotot, yang ventral lebih besar. Di sebelah belakang batil isap ventral, melipat ke arah ventral sampai ekstremitas kaudal, membentuk kanalis ginekoporik. Persis di belakang batil isap ventral terdapat 4-5 buah testis besar. Porus genitalis tepat di bawah batil isap ventral. Cacing betina, panjang silindris, ukuran 20 x 0,25 mm. Batil isap kecill, ovarium terletak posterior dari pertengahan tubuh. Uterus panjang; sekitar 20-30 telur berkembang pada satu saat dalam uterus. Oviposisi biasa rerjadi dalam venule kecil pada vesica urinaria dan pelvicus seperti venule rectalis. Tempat-tempat ektopik ditemukan pada kelenjar prostat dan jaringan subkutan lipat paha dan skrotum, jaringan kulit sekitar umbilikus, conjuctiva dan kelenjar lakrimalis. Kerusakan dinding pembuluh darah oleh telur mungkin disebabkan oleh tekanan dalam venule, tertusuk oleh duri telur dan mungkin karena zat lisis yang keluar melalui pori kulit telur sehingga telur dapat merusak dan menembus dinding pembuluh darah, menembus mukosa sampai lumen bersama darah yang keluar dari luka, keluar bersama urine terutama pada akhir miksi atau pada tinja disentri. Telur, berwarna coklat kekuningan, memiliki duri terminal, transparan, berukuran (112-170) m x (40-70) m. Pada siput yang sesuai, dalam 4-8 minggu terbentuk sporokista generasi pertama dan kedua, akhirnya menjadi cercaria yang setiap hari akan lobos dart tubuh siput secara herkelompok selama beberapa minggu atau bulan. Setelah meninggalkan siput, cercaria berenang aktif mencari rumah. Cercaria kontak dengan kulit, air menguap, menembus kulit, ekornya dilepaskan. Keadaan hidup bebas ini, tidak lebih dari tiga hari (biasanya 24 jam atau kurang), selama dapat bertahan tidak makan. Kemudian menembus ke bawah permukaan epidermis dengan lincah dalam waktu kurang dari 30 menit. Biasanya dalam 1-2 hari, larva telah sampai venule perifer, terbawa ke jantung kanan, masuk ke dalam pembuluh darah pulmoner. Menjelang dewasa membutuhkan waktu 20 hari sejak penetrasi ke dalam kulit. Mereka masuk ke dalam vena mesenterica inferior, tinggal dan matang dalam vena rektalis, akan tetapi biasanya bermigrasi melalui vena hemorrhoidalis dan v. pudendalis menuju vena vesicalis dan plexus pelvicus, mereka sampai dalam waktu 3 bulan setelah menembus kulit. Periode prepaten biasanya membutuhkan waktu antara 10-12 minggu.
Gejala klinis
Gejala klinis yang disebabkan oleh Schistosoma haematobium polanya sama dengan dua spesies lainnya, tetapi pada kasus haematobium penderita dapat mengalami hematuria dan disuria.
Diagnosis
Diagnosis yang ditegakkan prinsipnya sama dengan Schistosoma japonicum dan Schistosoma mansoni.
Pengobatan
Sebelum dilakukan pengobatan kemoterapi untuk skistosomiasis, sebaiknya dilakukan perbaikan gizi penderita. Pada kasus Schistosoma haematobium, obat yang memberi hasil sangat efektif adalah kalium dan antimonium tartrat secara intravena pada dosis maksimum dan teratur.
Epidemiologi dan pencegahan
Tentang penyebaran Schistosoma haematobium manusia bergantung pada variasi hospes keong air. Schistosoma haematobium sangat endemis di seluruh lembah Sungai Nil dan boleh dikatakan telah menyebar di seluruh Afrika, pulau Malagasi, dan Mauritius. Sarang endemis ditemukan di Israel, Jordania, Syria, Irak, Arab, Yaman, dan daerah kecil pantai barat India. Di Mesir dan bagian lain Benua Afrika sebanyak 75-95% penduduk telah terkena infeksi.
Kera dan babon mendapat infeksi alami, tetapi hal ini mungkin tidak penting untuk penyebaran infeksi. Penyebaran di Indonesia terdapat di sekitar danau Lindu Sulawesi Tengah. Distribusi Schistosoma haematobium sebagian besar di Sub-Sahara, di lembah Sungai Nil, di Afrika, negara utara lainnya, dan di Timur Tengah. Schistosomajaponicum adalah jenis parasit yang terdapat di Asia dari timur, di Cina, dan Filipina. Upaya pencegahan yang dilakukan prinsipnya samadengan pencegahan pada kasus Schistosoma japonicum dan Schistosoma mansoni.
Pustaka
- Parasitlogi untuk keperawatan Oleh H.M. Muslim, Mkes
- Parasitologi kedokteran:ditinjau dari organ tubuh yang diserang Oleh Djaenudin Natadisastra, dr., Sp.ParK & Prof. Dr. Ridad Agoes, MPH
0 komentar:
Posting Komentar