Dalam keadaan normal, jantung berdenyut kira – kira 70 kali / menit. Setiap kali berdenyut, jantung harus memompa sekitar 5 liter darah ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah yang sangat banyak. Menurut para ahli, jika disambung – sambung, pembuluh darah di dalam tubuh manusia itu panjangnya sekitar 100.000 km.
Jantung terus – menerus berdenyut dengan teratur agar dapat mendistribusikan oksigen dan zat – zat makanan lain yang ada di dalam darah ke seluruh tubuh.
Pada proses penuaan, jantung dengan berat sekitar 250 gram ini justru mengalami hipertrofi (pembesaran jantung karena sel – sel otot jantung membesar), padahal organ – organ lain kebanyakan mengalami penciutan atau pengecilan. Dinding kamar jantung menebal, katup – katup jantung menebal dan kaku, sehingga kontraktilitas (daya pompa otot jantung) menurun dan para lansia merasa cepat lelah jika berjalan jauh, dan mengeluh sesak napas jika menaiki beberapa anaktangga.
Dinding pembuluh darah juga mengalami penebalan dan pengerasan sehingga menjadi kaku. Diameter rongga pembuluh darah mengecil atau menyempit sehingga aliran darah tidak selancar pada orang yang berusia muda. Hal ini menyebabkan elastisitas (kelenturan) pembuluh darah berkurang. Inilah yang disebut dengan arteriosklerosis (pengerasan pembuluh darah). Kadang – kadang terasa nyeri di dada kiri karena ada penyempitan pembuluh darah jantung, sehingga aliran darah kurang lancar.
Penebalan dan pengerasan dinding pembuluh darah ini terjadi karena adanya penambahan jaringan ikat, kalsifikasi, dan penimbunan lemak. Kolesterol darah yang tinggi serta faktor – faktor berisiko lain, misalnya merokok, kurangnya latihan fisik atau olahraga, mengidap penyakit darah tinggi, kencing manis (diabetes), dan lain – lain, sangat berperan dalam mempercepat proses arteriosklerosis dan penyakit jantung koroner ini.
Pembesaran jantung ini menyerupai kelainan jantung yang terjadi akibat penyakit tekanan darah tinggi. Oleh karena itu, perlu diperiksa dengan teliti oleh dokter, apakah pembesaran ini masih dalam batas – batas normal atau akibat penyakit darah tinggi yang tidak terdeteksi dan tidak diobati.
Akibat pembesaran jantung ini, kadang – kadang para lansia mengeluh sesak napas pada malam hari dan terbangun beberapa kali untuk buang air kecil. Tekanan darah sistolik kadang – kadang meninggi sedikit menjadi 130 – 140 mmHg dan masih dianggap normal pada lansia (tekanan darah yang normal adalah 120/80 mmHg, artinya tekanan sistolik 120 mmHg dan tekanan diastolik 80 mmHg).
Tekanan darah sistolik ialah tekanan dari darah terhadap dinding pembuluh darah waktu jantung berdenyut. Tekanan darah diastolik menunjukkan tekanan pada dinding pembuluh darah pada saat antara dua denyutan jantung.
Penyakit yang sering dialami para lansia antara lain:
• Penyakit jantung koroner, biasanya mulai terjadi di atas usia 65 tahun, dan merupakan penyebab kematian yang paling sering pada kelompok lansia.
• Tekanan darah tinggi (hipertensi).
• Gangguan irama jantung (dalam hal ini dapat juga karena obat – obatan yang dimakan oleh lansia untuk mengobati penyakit lain).
Pustaka
Memahami Krisis Lanjut Usia, oleh Hanna Santoso dan Andar Ismail, PT BPK.
0 komentar:
Posting Komentar