Sabtu, 16 April 2011

Penyakit Kolelitiasis (Batu Empedu)


A. Definisi Kolelitiasis( Batu Empedu)
Kolelitiasis (batu empedu) biasanya terbentuk dalam kandung empedu dari unsure-unsur padat yang membentuk cairan empedu jadi pada hakekatnya batu empedu merupakan endapan 1 atau lebih komponen empedu : kolesterol, bilirubin, garam empedu, kalsium, protein, asam lemak, fosfolipid. Batu empedu memiliki ukuran, bentuk dan komposisi yang bervariasi.
Ada tiga macam batu empedu ,yaitu:
• Batu pigmen
Batu pigmen terdiri atas garam kalsium dan salah satu dari anion-anion ini: karbonat, fosfat, dan asam lemak rantai panjang. Cenderung berukuran kecil , berwarna hitam kecoklatan. batu pigmen kemungkinan akan terbentuk bila pigmen dalam empedu mengadakan pengendapan sehingga terjadi batu.Risiko terbentuknya batu semacam ini semakin besar pada psien sirosis, hemolisis dan infeksi percabangan bilier. Batu ini tidak dapat dilarutkan dan hanya dapat dioperasi.
• Batu kolesterol
Kolesterol yang merupakan unsur normal pembentuk empedu bersifat tidak larut dalam air. Kelarutannya tergantung pada asam-asam empedu dan lesitin (fosfolipid) dalam empedu. Pada pasien yang cenderung menderita batu empedu terjadi penurunan sintesis asam empedu dan peningkatan sintesis kolesterol dalam hati, hal ini mengakibatkan supersatursi getah empedu oleh kolesterol yang kemudian keluar dari getah empedu , mengendap dan menjadi batu. Batu kolesterol biasanya berukuran besar, bestruktur bulat atau oval, berwarna kuning pucat.
• Batu campuran
Batu campuran paling sering ditemukan . batu ini memiliki gambaran batu pigmen dan batu kolesterol, berwarna coklat tua. Batu empedu campuran ini sering terlihat dengan pemeriksaan radiografi.
Jumlah wanita yang menderita batu empedu empat kali lebih besar adripada laki-laki. Biasanya
wanita tersebut berusia lebih dari 40 tahun dan obesitas. Insiden pembentukan batu empedu meningkat pada para pengguna pil kontrasepsi, estrogen, yang diketahui meningkatkan saturasi kolesterol bilier. Insiden pembentukan juga meningkat bersamaan dengan pertambahan umur.
Gangguan metabolisme yang menyebabkan terjadinya perubahan komposisi empedu, statis
empedu, dan infeksi kandung empedu dianggap sebagai faktor predisposisi. Gangguan kontraksi kandung empedu atau spasme sfingter oddi , atau kedua-duanya dapat menyebabkan terjadinya statis
Statis empedu dalam kandung empedu dapat mengakibatkan supersaturasi progresif., perubahan komposisi kimia dan pengendapan.
B. Gejala Klinis Kolelitiasis( Batu Empedu)
Penderita penyakit batu empedu dapat mengalami dua jenis gejala: gejala yang disebabkan oleh penyakit pada kandung empedu itu sendiri dan gejala yang terjadi akibat obstruksi pada lintasan empedu oleh batu empedu. Gejalanya bisa bersifat akut ataupun kronis, diantaranya adalah :
• Rasa nyeri , jika duktus sisitikus tesumbat oleh batu empedu kandung empedu akan mengalami distensi dan akhirnya infeksi. Pasien akan menderita panas dan mungkin teraba masa padat pada abdomen disertai nyeri hebat pada abdomen kuadran kanan atas yang menjalar ke punggung atau bahu kanan, rasa nyeri ini biasanya disertai dengan mual dan muntahdan bertambah hebta dalam waktu beberapa jam setelah makan makanan dalam porsi besar.
• Ikterus
• Perubahan warna urin dan feses
• Defisiensi vitamin
C. Evaluasi Diagnostik Kolelitiasis( Batu Empedu)
• pemeriksaan sinar X abdomen, dilakukan bila terdapat kecurigaan akan penyakit kandung empedu dan untuk menyingkirkan penyebab gejala yang lain. Namun demikian hanya 15 % hingga 20 % batu empedu yang dapat tampak melalui pemeriksaan sinar X.
• ultrasonografi,
• kolesistografi, meskipun sudah digantikan dengan pemeriksaan USG sebgai pemeriksaan pilihan, kolesistografi masih digunakan jika alat USG tidak tersedia atau bila hasil USG meragukan.
• ERCP (Endoscopic Retrograde Cholangiopancreatography), pemeriksaan ini memungkinkan visualisai struktur secara langsung yang hanya dapat dilihat pada saat melakukan laparotomi..
• EUS (Endoscopic Ultrasonografi)
D. Penatalaksanaan nonbedah Pada Kolelitiasis( Batu Empedu)
• Pelarutan batu empedu, dengan menginfuskan suatu bahan pelarut ke dalam kandung empedu seperti metal tertier butyl eter.
• Pengangkatan nonbedah dengan ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy ), menggunakan gelombang kejut berulang yang diarahkan ke batu empedu dengan maksud memecah batu tersebut menjadi beberapa fragmen.
E. Penatalaksanaan bedah Pada Kolelitiasis( Batu Empedu)

• Kolesistektomi
• Minikolesistektomi
• Kolesistektomi Endoskopik
• Koledokostomi
Semoga materinya bermanfaat..

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites